RSS

­­­Cerpen, Tiga Sekutu Setan

­­­Tiga Sekutu Setan
Cerpen Muhidin M Dahlan

         KAU orang muda Jawa-Arab yang pergi ke tanah haram. Mungkin mengikuti jejak spiritualitas para nabi. Atau berharap mendapatkan barakah kesempurnaan hidup dan kecemerlangan pandangan jiwa dalam menangkap lenggak-lenggok kehidupan. Seperti para nabi. Seperti orang-orang suci yang pernah lahir dan tertempa di sana. Kau ingin mengikuti jalan mereka.

Dan sepuluh tahun sudah. Ya, genap sepuluh tahun kau belajar kepada syekh itu atas rekomendasi syekh ini. Sebuah pola pemberian ajar berantai panjang khas tanah haram. Pelbagai ajaran kau timba. Segala cerita perjalanan sang abid kala safar di jalan-Nya telah kaudengarkan. Dan pelbagai pengalaman telah kau cerap dalam lakumu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerpen, Sang Pengembara

Sang Pengembara
Cerpen: Antoni

         CINTA membuatku bodoh. Sebetulnya aku membenci keadaan ini. Sudah lama aku tidak jatuh cinta. Dan tiba-tiba makhluk gaib itu datang, menyergapku dari belakang, membantingku dengan kasar, jatuhlah aku ke pelaminan.
Aku seorang pengembara, tapi kini aku terjerat tali pernikahan. Bayangkan. Seorang pengembara terjerat tali pernikahan! Pernikahan tanpa janur kuning melengkung, tanpa kelapa gading menggelantung, tanpa setandan pisang raja, melati dironce-ronce, apalagi gending Kodok Ngorek, tidak ada sama sekali. Semua berlangsung tawar, tidak semerbak, abu-abu, persis mendung menggantung. "Ini pernikahan resmi kan, Ma?" tanyaku kepada ibu mertuaku, setelah semua tamu pulang."Resmi…!" Alis matanya agak menaik. "Ada naib dan petugas KUA. Sah menurut hukum dan agama. Emangnya kenapa?""Ya alhamdulillah, merasa bahagia saja…," jawabku. Aku memang seorang muallaf sejak Agustus 2003. Jadi maklum belum begitu paham.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerpan, Laki-Laki Sejati

Laki-Laki Sejati
Cerpen Putu Wijaya

         Seorang perempuan muda bertanya kepada ibunya.Ibu, lelaki sejati itu seperti apa? Ibunya terkejut. Ia memandang takjub pada anak yang di luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu. Terpesona, karena waktu tak mau menunggu. Rasanya baru kemarin anak itu masih ngompol di sampingnya sehingga kasur berbau pesing. Tiba-tiba saja kini ia sudah menjadi perempuan yang punya banyak pertanyaan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerpan, Malam-Malam Nina

Malam-Malam Nina
Cerpen Lan Fang

         Ini sudah hari ke empat Nina kelihatan murung. Kian hari wajahnya semakin mendung dengan mata nanar dan bisu. Kerjanya setiap hari bangun dengan masai lalu duduk termenung.Sebetulnya itu bukan urusanku. Karena Nina bukan siapa-siapaku. Ia hanya menyewa sebuah kamar di rumahku. Ia tinggal bersamaku baru dua bulan ini. Tetapi entah kenapa aku langsung menyukainya.Rumahku tidak terlalu besar. Juga tidak terlalu bagus. Sederhana saja. Rumahku berada di kampung yang dindingnya rapat dengan tembok rumah sebelah. Ada tiga kamar kosong. Tetapi aku tinggal sendirian. Karenanya aku menyewakan kamar-kamar kosong itu untuk menunjang hidupku di samping aku membuka sebuah warung kelontongan kecil di depan rumah.Penghuni kamar pertama adalah Anita. Ia cantik dan selalu wangi karena ia bekerja sebagai seorang beauty advisor kosmetik terkenal di counter kosmetik sebuah plaza megah. Anita supel, periang dan pandai berdandan.Kamar kedua dipakai oleh Tina. Ia juga cantik. Katanya ia bekerja di sebuah restaurant. Tetapi yang mengantarnya pulang selalu bukan laki-laki yang sama. Kepulan rokok mild juga tidak pernah lepas dari bibirnya yang seksi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerpen, Mimpi Terindah Sebelum Mati

Mimpi Terindah Sebelum Mati
Cerpen Maya Wulan

         RAMADHANI, sekalipun sedang sekarat, aku masih ingat dengan ucapanku pada suatu kali. Di satuan waktu yang lain, berkali-kali kukatakan kelak aku akan lebih dulu pergi darimu. "Mati muda," kataku datar. Dan kau selalu saja mengunci mulutku dengan cara mencium bibirku. Memutus kata-kataku yang menurutmu tidak pantas. Hanya saja pada satu waktu, sebelum akhirnya kita harus berpisah untuk meluncur dihembuskan ke perut bumi, kau sempat menampar pipi kiriku ketika lagi-lagi aku mengulang kalimat tentang kematian itu. Tidak ada lagi ciuman seperti biasanya. Aku berpikir mungkin kau sudah tak bisa bersabar menghadapiku. Atau kau terlalu takut? Padahal aku sudah begitu sering bicara tentang daun yang bertuliskan namaku di ranting pohon itu. Bahwa dia, kataku, sedang menguning dan beranjak kering untuk kemudian bersegera gugur. Usianya sangat pendek, tidak akan sampai menyaingi usia kita di sana.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerpen, Si Monyet rese Jatuh cinta??

Si Monyet Rese Jatuh Cinta??
Cipt : Regina Als

          Gw kelimpungan sendiri nie nyari-nyari file yang tadi malam gw kerjain susah payah. “maaf non kirain itu kertas ga kepakai,ya mbok buang aja ke tong sampah”jawab bi nah pembantu gw . “bibi tu gimana,seharusnya bibi bilang dulu donk nie kepake atau ga!kalo udah ilang gini siapa yang mo tanggung jawab? ”jawab gw. Akhirnya gw temuin file itu di tong sampah depan gang”iih.. jijik banget!”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS